Hannah Martin, desainer perhiasan punk yang terkenal dengan gaya uniknya, baru saja meluncurkan koleksi perhiasan terbaru yang diberi nama Perfect Drug. Koleksi ini terinspirasi dari momen emosional dalam hidup Martin, yang diambil dari peristiwa pribadi yang tak terduga—perpisahannya dengan seorang pria, dan sebuah konser band favoritnya, Nine Inch Nails.
Dalam wawancara mengenai koleksi ini, Martin mengingat kembali bagaimana konser tersebut membawa perasaan yang mendalam dan transendental. Ia awalnya ragu untuk datang, namun seorang teman meyakinkannya untuk pergi. Berada di tengah penonton konser yang panas dan berkeringat, dengan suara keras dari band rock industrial tersebut, ia merasa semua emosinya tersalurkan. “Momen ini,” katanya, “itulah yang ingin saya tangkap dalam koleksi ini.” Dari pengalaman itu, lahirlah 26 karya yang membentuk Perfect Drug, koleksi yang sangat berseni dan secara cerdik berinteraksi dengan tubuh manusia.
Latar Belakang Karier Hannah Martin
Hannah Martin bukan nama baru dalam dunia perhiasan mewah. Berbekal pendidikan dari Central Saint Martins, salah satu sekolah seni terbaik di dunia, Martin mengasah bakatnya di rumah mode perhiasan terkenal seperti Cartier, Chaumet, dan Louis Vuitton. Sejak mendirikan merek pribadinya pada tahun 2006, musik selalu menjadi sumber inspirasi utamanya. Karya-karyanya seringkali terinspirasi dari musisi, dan beberapa di antaranya bahkan bekerja sama langsung dengan Martin. Coldplay’s Guy Berryman, Patti Smith, dan artis-artis lain seperti Rihanna, FKA Twigs, dan St Vincent telah mengenakan perhiasan rancangan Martin yang dikenal subversif dan penuh pernyataan.
Estetika punk dan rock and roll mendominasi desain Martin. Karya-karyanya sering menggunakan bahan-bahan tak lazim, seperti cincin yang dihitamkan dengan emas kuning dan dihiasi batu-batu rubi serta safir tajam, atau gelang yang menyerupai belenggu dengan baut dan sekrup besar. Ini adalah gaya yang tidak hanya mencolok, tetapi juga menggugah kesan pemberontakan yang terinspirasi dari punk rock.
Dari London ke Los Angeles: Estetika Rock and Roll
Walaupun Martin berbasis di London, banyak kliennya berasal dari dunia musik di Los Angeles. “Orang sering kali mengasosiasikan LA dengan Hollywood, tetapi ada energi kreatif yang sangat nyata di sana,” ujarnya. Selain klien musik yang berhubungan erat dengan dunia rekaman di LA, gaya Martin yang punk rock juga mendapatkan banyak perhatian. “Orang-orang sering berhenti di jalan hanya untuk memuji rambut saya. Jadi, ya, LA sangat baik untuk saya,” tambahnya. Popularitas ini kemudian mendorong Martin untuk meluncurkan lini produknya yang tidak berbasis gender, HMp (Hannah Martin Pierced) pada tahun 2023. Koleksi ini menampilkan perhiasan seperti anting-anting, giwang, dan barbel yang dapat dipasang di berbagai bagian tubuh seperti keong, heliks, hingga pusar.
Inspirasi Seni dan Evolusi Koleksi Perfect Drug
Koleksi Perfect Drug menunjukkan sisi lain dari kreativitas Martin yang didorong oleh inspirasi seni visual. Ia memadukan seni surealis Man Ray, patung-patung Constantin Brâncuși, serta karya-karya erotis Tom dari Finlandia dan Robert Mapplethorpe. Semua ini tercermin dalam perhiasan yang ia ciptakan, yang memiliki kedekatan dengan tubuh manusia seperti tali kekang yang menempel pada kulit. Vivienne Westwood, salah satu pelopor mode punk, juga menjadi inspirasi dalam penggunaan elemen sehari-hari seperti baut, engsel, dan kancing sebagai dekorasi yang estetis.
Dengan memadukan elemen-elemen berat dan teknik chainmail yang rumit, Martin berhasil menciptakan karya-karya yang terasa seperti kain logam di kulit. Tantangan dalam membuat koleksi ini, kata Martin, adalah menemukan pengrajin yang bisa mewujudkan visinya. “Kami benar-benar harus menjelajahi dunia untuk menemukan seseorang yang bisa membantu kami,” ungkapnya. Namun, hasil akhirnya adalah sesuatu yang telah lama ia dambakan sejak duduk di bangku Central Saint Martins—perhiasan yang membungkus jari dengan efek seperti pembalut petinju, sesuatu yang sensual dan penuh makna.
Perfect Drug: Sebuah Koleksi yang Dewasa
Bagi Martin, Perfect Drug bukan hanya koleksi perhiasan, melainkan juga refleksi dari pengalaman hidupnya. Ia mengenang malam di Brixton Academy, saat berada di tengah penonton Nine Inch Nails, yang menjadi inspirasi utama koleksi ini. Melalui desain-desainnya, ia berhasil menangkap kenangan dan perasaan yang timbul dari momen-momen emosional tersebut. “Saya ingin menciptakan karya tentang Trent Reznor,” ujarnya, mengacu pada pentolan band Nine Inch Nails yang ia bayangkan mengenakan salah satu kalung panjang chainmail rancangannya.
Namun, di balik segala inspirasi rock and roll dan patah hati, Martin melihat koleksi ini sebagai tanda kedewasaan dalam perjalanan kariernya. “Awalnya ini seperti koleksi patah hati,” ungkapnya. “Tapi, kali ini, ini adalah karya saya yang paling jujur. Ini adalah koleksi saya yang paling dewasa.”
Dengan Perfect Drug, Hannah Martin berhasil mengubah rasa sakit pribadi menjadi sebuah karya seni yang indah dan berani, sebuah koleksi perhiasan yang berbicara tentang transisi emosional, pemberontakan, dan kejujuran pribadi.
Leave a reply