Perusahaan Permata yang Terpukul Utang
Greenland Ruby, perusahaan tambang yang menambang batu rubi dan safir merah muda di tambang Aappaluttoq, Greenland, menghadapi tantangan besar. Setelah menghentikan operasinya selama satu setengah tahun, perusahaan mengajukan restrukturisasi akibat utang yang mencapai 509 juta kroner Denmark (sekitar $73 juta).
Investasi besar sebesar 1,5 miliar kroner Norwegia ($140 juta) dari pemiliknya kini hampir habis, memaksa perusahaan untuk mencari solusi guna tetap bertahan.
Restrukturisasi Demi Masa Depan yang Kompetitif
Dewan direksi Greenland, bersama kreditor utamanya, Nebari Natural Resources Credit Fund I, memutuskan untuk mengajukan restrukturisasi. Langkah ini bertujuan untuk menghindari likuidasi dan membangun kembali perusahaan menjadi entitas yang “kompetitif dan menarik.”
Proses restrukturisasi melibatkan kerja sama antara administrator dan manajemen perusahaan untuk menemukan solusi terbaik bagi para kreditor. Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah penjualan bisnis, termasuk tambang Aappaluttoq dan inventaris batu permata, guna membayar utang.
Komitmen pada Komunitas Greenland dan Pasar Global
CEO Greenland Ruby, Arnt Eirik Rørnes, menyatakan bahwa perusahaan telah melakukan investasi besar dalam fasilitas tambang dan komunitas di Greenland. Selain itu, Greenland Ruby telah mengembangkan saluran penjualan modern untuk memperluas distribusi batu permatanya.
“Greenland Ruby memiliki potensi besar dengan lisensi tambangnya di salah satu endapan rubi terkaya di dunia. Kami juga menawarkan batu permata bersertifikat dan dapat dilacak untuk pasar global,” ujar Rørnes.
Konsultan Profesional dan Rencana Penjualan
Firma konsultan Alvarez & Marsal yang berbasis di New York akan memimpin proses penjualan aset Greenland Ruby. Pemasaran dan penjualan batu rubi dan safir yang ada tetap berjalan, meskipun dibatasi selama proses restrukturisasi.
Tantangan Industri Permata
Meningkatnya suku bunga dan inflasi global telah memperumit pasar batu permata dalam beberapa tahun terakhir. Meski demikian, Greenland Ruby tetap percaya diri dengan potensi jangka panjang tambang Aappaluttoq, yang awalnya diperkirakan memiliki masa produksi sembilan tahun.
Optimisme untuk Masa Depan
Restrukturisasi ini dianggap sebagai langkah penting untuk menyelamatkan Greenland dan mengoptimalkan potensi yang belum terealisasi. Dengan komitmen untuk menciptakan lapangan kerja dan memberikan nilai ekonomi bagi Greenland, perusahaan berharap dapat kembali menjadi pemain kunci di industri permata global.
Greenland Ruby kini memasuki babak baru dengan harapan akan masa depan yang lebih cerah.
Leave a reply