Expressions Jewelry

Produksi Berlian Diavik Turun Drastis 17% di 2024, Rio Tinto Tertekan oleh Pasar dan Tragedi

Produksi berlian di Tambang Diavik Kanada milik Rio Tinto mengalami penurunan tajam pada tahun 2024. Turun 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencatatkan hanya 2,8 juta karat berlian, turun dari 3,3 juta karat pada 2023. Penurunan ini tidak hanya disebabkan oleh lesunya permintaan global. Tetapi juga oleh tragedi tragis yang terjadi di tambang dan peralihan ke operasi bawah tanah. Di salah satu pipa tambang utama.

Tragedi Berlian Diavik Yang Memperburuk Situasi

Awal tahun 2024 membawa kesedihan besar bagi Rio Tinto. Sebuah kecelakaan pesawat di dekat tambang pada Januari yang menewaskan empat pekerja membuat perusahaan terpaksa menghentikan sementara operasi tambang. Insiden ini, ditambah dengan berakhirnya penambangan terbuka di pipa A21, turut memberi dampak besar pada produksi berlian Diavik.

Pendapatan dan Kerugian yang Merosot

Kondisi pasar yang lebih lemah juga memberikan dampak signifikan terhadap kinerja finansial Rio Tinto. Pendapatan dari unit berlian perusahaan turun 37 persen menjadi $444 juta, dibandingkan dengan $279 juta pada tahun sebelumnya. Bahkan, divisi berlian ini mengalami kerugian sebesar $127 juta pada 2024. Berbanding terbalik dengan laba bersih $26 juta yang tercatat pada 2023.

Masalah Pasar Berlian Global

Laporan tahunan Rio Tinto, yang dirilis pada 19 Februari, menyoroti betapa lesunya pasar berlian global. Yang turut memengaruhi seluruh industri pertambangan. Tak hanya Rio Tinto yang merasakan dampak buruk ini. Tetapi juga pesaingnya seperti De Beers yang melaporkan penurunan produksi 22 persen dan pendapatan turun 23 persen pada tahun yang sama. Petra Diamonds pun mengalami penurunan penjualan 30 persen dan CEO mereka mengundurkan diri.

Berlian Diavik Satu-satunya Tambang Berlian Rio Tinto

Setelah penutupan tambang Argyle di Australia Barat pada 2020, Diavik menjadi satu-satunya operasi penambangan berlian milik Rio Tinto. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, perusahaan masih memiliki proyek eksplorasi aktif di 17 negara, termasuk pencarian berlian di Angola, untuk memperkuat portofolio mereka.

Tantangan dan Pengeluaran yang Terus Berlanjut

Selain masalah produksi, Rio Tinto juga harus menghadapi biaya penutupan tambang yang telah tidak aktif, termasuk Argyle. Perusahaan mengungkapkan bahwa mereka akan menghabiskan sekitar $1 miliar per tahun untuk kegiatan ini dalam beberapa tahun ke depan.

admin

Recent Posts

Katkim Unveils Bold First Men’s Collection

Katkim has officially launched its debut men’s collection, a bold move that reflects a new…

3 days ago

4 Reasons Why the Phenomenon of Antam Gold Prices Rising to IDR 2.3 Million Should Be Noted

Gold has long been known as a safe and profitable investment instrument, especially during times…

1 week ago

Billie Eilish and Finneas Join Forces with John Hardy for a Groundbreaking Lab-Grown Diamond Collection

Get ready to fall in love with jewelry in a whole new way. John Hardy…

2 weeks ago

Kira Jewels Takes a Bold Step Towards the Future of Lab-Grown Diamonds

In a significant move set to revolutionize the lab-grown diamond industry. Kira Jewels, an India-based…

3 weeks ago

Dubai’s Jemora Group Acquires Lucapa Diamond Miner for $10 Million

In a significant move within the diamond industry, Dubai’s Jemora Group. Through its mining investment…

4 weeks ago

Goodbye Classic Pearl Necklaces, Baroque Pearls Are the Jewelry Trend for Summer 2025

Pearl necklaces were once synonymous with maturity. They were typically worn on important occasions and…

1 month ago