Industri berlian sedang menghadapi perubahan besar di tahun 2025. Setelah periode penuh gejolak sejak ledakan permintaan pasca-pandemi di 2021 hingga naik-turun pasar di 2022-2024, kini muncul pertanyaan besar: ke mana arah industri berlian selanjutnya? Berikut adalah 5 faktor kunci utama yang akan menentukan nasib industri berlian dalam waktu dekat.
1. Stabilitas Mulai Terlihat
Kabar baiknya, banyak pihak di industri ini optimis bahwa masa-masa terburuk telah berlalu. Meski pasokan di jalur tengah (midstream) masih belum sepenuhnya normal, stabilitas diperkirakan akan kembali pada kuartal kedua 2025.
“Ada peningkatan penjualan berlian poles di AS, sementara pasokan berlian kasar yang masuk ke pasar terus menurun,” kata Narvekar. Sementara itu, Zimnisky menambahkan bahwa industri telah mengambil langkah proaktif untuk mengurangi kelebihan stok dan menjaga keseimbangan pasokan-permintaan.
Namun, para pelaku usaha di India masih tetap waspada. Meskipun volatilitas ekstrem seperti di 2023-2024 tidak lagi diperkirakan terjadi, pertumbuhan besar juga belum terlihat di cakrawala.
2. Pasokan Menurun, Permintaan Meningkat
Sejak puncaknya pada 2022, pasokan berlian kasar terus mengalami penurunan. Raksasa industri seperti De Beers dan Alrosa mencatat penurunan penjualan yang signifikan pada 2024 dan memperkirakan tren ini akan berlanjut di 2025.
Zimnisky memperkirakan total pasokan berlian kasar akan berada di kisaran 105-115 juta karat pada tahun ini. Sementara itu, Narvekar menegaskan bahwa dalam 5-7 tahun ke depan, pasokan batu alam akan tetap berada pada level rendah, memaksa industri untuk beradaptasi dengan permintaan yang lebih selektif dan volume yang lebih kecil.

3. Perubahan Besar dalam Distribusi dan Konsolidasi
Industri berlian semakin fokus pada konsolidasi dan koordinasi rantai pasokan. Seiring perubahan pola distribusi, perusahaan seperti Okavango Diamond Company di Botswana akan mulai menjual lebih banyak berlian kasar, sementara Angola juga bersiap untuk meningkatkan ekspor mereka.
Dubai telah menjadi pusat distribusi utama, tetapi peraturan pajak baru di India bisa mengubah peta industri ini. Dengan kebijakan yang lebih fleksibel, banyak produsen mungkin lebih memilih melakukan bisnis langsung dengan perusahaan India ketimbang melalui distributor lain.
Di sisi lain, tren peralihan ke berlian laboratorium semakin nyata, terutama di pusat pemolesan berlian seperti Surat, India. Ini bisa berdampak besar pada ekosistem bisnis berlian alami di masa depan.
4. Berlian Laboratorium Butuh Diferensiasi Jelas
Berlian buatan laboratorium telah menjadi tantangan besar bagi pasar berlian alami. Menurut laporan McKinsey, berlian lab bisa mengambil alih segmen non-mewah, atau bahkan menjadi aksesori fesyen dengan harga sangat murah.
Namun, ada bahaya besar jika berlian lab dan berlian alami dianggap sama, karena hal ini bisa menyebabkan harga keseluruhan anjlok. “Berlian alami dan lab tidak bisa dipasarkan secara berdampingan tanpa menyebabkan deflasi harga yang merugikan seluruh rantai pasokan,” ujar Zimnisky.
Narvekar menegaskan bahwa industri harus memasarkan berlian laboratorium sebagai produk yang berbeda, bukan sebagai pengganti batu alam. Jika tidak, nilai pasar berlian alami akan terus tergerus.
5. Pemasaran Berlian Perlu Ditingkatkan
Pertanyaan besar yang muncul: Siapa yang bertanggung jawab untuk menjaga citra berlian di mata konsumen?
De Beers telah berinvestasi dalam kampanye pemasaran lewat Natural Diamond Council, bekerja sama dengan peritel besar di AS, India, dan Tiongkok. Bahkan, di India, Dewan Promosi Ekspor Permata & Perhiasan meluncurkan Aliansi Peritel Berlian Alam India (Indra) untuk mendorong lebih banyak keterlibatan dari toko-toko perhiasan kecil dan menengah.
Namun, jumlah yang diinvestasikan untuk pemasaran berlian masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan anggaran pemasaran perusahaan besar seperti Apple. Narvekar memperingatkan bahwa tanpa kampanye pemasaran yang lebih agresif, industri berlian akan semakin kehilangan daya tariknya di mata konsumen muda.
Leave a reply